Tuesday, September 2, 2008

EPC? Engineering, Procurement, and Construction

EPC ialah singkatan dari Engineering, Procurement, Construction. Terkadang ditambahkan Installation sehingga singkatannya menjadi EPCI (EPCI biasanya berkecimpung di offshore/platform). Terkadang juga ditambahkan C (menjadi EPCC) jika perusahaannya menggeluti bagian Commissioning (test unjuk kerja).
Dari singkatannya sudah jelas bahwa tugas dari EPC adalah untuk melakukan rekayasa (engineering) dari suatu plant, melakukan pembelian (procurement) barang-barang dan equipment yang terkait dan kemudian mendirikan/membangun (construction) plant tersebut. EPC terkadang disebut sebagai ‘integrator’ karena EPC lah yang menjembatani dan mengkordinasikan seluruh bagian yang terkait dalam pembangunan suatu plant; mulai dari licensor (yang memiliki lisensi), vendor (yang menjual barang), shipper (yang mengirim barang), bahkan sampai operator (yang mengoperasikan plant).
Dalam prakteknya, suatu perusahaan EPC tidak harus melakukan E-P-C nya sekaligus, bisa aja hanya salah satu atau salah duanya. Jadi sangat normal jika ada EPC yang hanya mengambil E-nya saja (bertindak sebagai konsultan engineering saja), E dan P atau malah C (hanya memasang saja) nya saja.
Untuk yang masih belum familiar, berikut ialah penjabaran satu persatu siklus pekerjaan di dalam EPC:
1. Owner mengumumkan rencana pendirian plant baru (misalkan: Pertamina ingin membangun kilang minyak dengan kapasitas 100ribu barel per day).
2. Owner mengundang EPC Company yang berminat untuk menyampaikan profil perusahaan (fase Pra Kualifikasi).
3. Owner mengumumkan EPC Company yang lolos dari Pra Kualifikasi dan berhak mengikuti proses tender EPC dan melakukan proses Invitation To Bid (ITB).
4. EPC Company yang lolos mengambil dokumen tender dari Owner dan mendapat penjelasan tentang rule-of-the game.
5. Dalam rentang tertentu, EPC Company tersebut menyampaikan proposal teknis dan rencana bagaimana merancang, membeli, dan mengkonstruksi.
6. Jika lolos, maka EPC Company harus menyampaikan proposal komersial (berapa estimasi ongkos dan harga pembangunan plant tersebut).
7. Siapa yang terbaik (belum tentu termurah) akan ditentukan sebagai pemenang tender.
8. Jika menang, maka Owner akan menyerahkan project tersebut ke EPC Company terpilih dengan kesepakatan harga yang di point 6 (masih dimungkinkan untuk bernegosiasi) sesuai dengan kualifikasi teknis dan rencana/waktu di point 5 (juga negotiable).
9. EPC Company yang memenangkan tender mulai mengerjakan proses E-P-C nya yang jauh lebih mendetail daripada saat proposal tadi. Jika dalam proses detailing, EPC Company tersebut mampu berhemat maka profit tentunya akan bertambah (dari perkiraan saat proposal).

Berikut ini sedikit nama-nama EPC Company yang beroperasi (memiliki kantor) di Indonesia, juga sedikit backgroundnya. Sebagian besar di Jakarta tentunya. Berikut daftar yang diurutkan secara alfabetik:

1. AMEC Berca. Memiliki headquarter di UK. Perusahaan ini di Indonesia joint-venture dengan grup Berca (grup Murdaya). Project mereka saat ini banyak untuk TotalFinaElf (d/h Total Indonesie).
2. Bechtel Indonesia. Dulu memakai nama PT Purna Bina Indonesia.
3. Citra Panji Manunggal. Local EPC dengan spesial di pipeline dan Stations.
4. Inti Karya Persada Teknik. Secara ‘tradisi’ IKPT adalah ‘raja’nya LNG. Ini dikarenakan IKPT menerima banyak repeat order untuk Train-train LNG PT Badak. IKPT adalah salah satu anak perusahaan dari grupnya Bob Hassan. Salah satu project mereka yang cukup besar adalah Ujung Pangkah Amerada Hess.
5. Kellog Brown and Root (KBR Indonesia). Adalah ‘branch’ KBR (giant group di bawah Halliburton) di Jakarta. Di South East Asia pusatnya di Singapore. Kalau tidak salah, KBR Jakarta mengerjakan banyak sub project baik dibawah KBR Singapore maupun Houston. Reputasi KBR di LNG (baik liquefaction maupun terminal) sudah tidak perlu diragukan lagi. In fact KBR ’sangat dekat’ dengan IKPT.
6. McDermott. McDermott perusahaan EPCI yang cukup memimpin dengan spesialisasinya di bidang manufacturing and service. Memiliki proyek yang umumnya merupakan industri energi dan pembangkit listrik. McDermott beroperasi di 23 negara dan memiliki lebih dari 20.000 karyawan.
7. Rekayasa Industri. Secara struktur sebenarnya berada di holding PT Pupuk Sriwijaya dan memang traditionally dikenal sebagaia ‘raja’ dan ’spesialis’ seluruh EPC fertilizer di Indonesia. Saat ini cukup expansif termasuk ‘menyerbu’ proyek proyek migas dan bio-diesel.
8. Saipem Indonesia. Berada di bawah grup ENI International (Italy) dan yang ada di Jakarta adalah hasil merger dengan Sofresid. Grup mereka berspesialis di platform dan offshore.
9. Technip Indonesia. Untuk South Eas Asia, Technip berpusat di Kuala Lumpur. Sebagai raksasa EPC dunia berbasis di Paris, Technip mengerjakan project-project di seluruh dunia mulai dari migas dan infrastructure.
10. Tripatra. Dikenal sebagai perintis EPC di bidang migas, mendahului EPC lain di Indonesia termasuk mengerjakan giant NSO MobilOil dan jejak kaki mereka di Caltex sangat impresif. Tripatra didirikan oleh Pak Iman Taufik (perintis industri migas dan pendiri Guna Nusa). Tripatra sempat ‘terpuruk’ namun saat ini dikabarkan sedang bangkit lagi (suntikan dana luar?) termasuk mendapatkan mega project di Amerada Hess.
11. WorleyParsons. Di Indonesia berbendera CeriaWorley. WorleyParsons adalah spesialis engineering dan sudah berkaliber internasional dan menangani mulai dari mining (core bisnis mereka di Australia) sampai infrastructure.

Dari berbagai sumber

Friday, August 15, 2008

Kenali Logo Kemasan Plastik, Jangan Gunakan Sembarangan!!!




Produk plastik yang dimaksud bukan hanya botol plastik air mineral yang banyak beredar di pasaran, tetapi juga plastik wadah makan, penutup makanan, hingga botol susu untuk buah hati Anda.
Simbol atau kode itu dikeluarkan oleh The Society of Plastic Industry sejak tahun 1988 di Amerika Serikat dan telah diadopsi oleh lembaga-lembaga yang mengembangkan sistem kode, seperti ISO (International Organization for Standardization) .
Secara umum tanda tersebut berada di dasar, berbentuk segi tiga, di dalam segitiga akan terdapat angka, serta nama jenis plastik di bawah segitiga, dengan contoh dan penjelasan sebagai berikut:

Pertama, PET atau Polyethylene Terephthalate. Biasanya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 1 di tengahnya dan tulisan PETE atau PET di bawah segitiga. Simbol itu biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih/transparan/ tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya. Mayoritas bahan plastik PET di dunia untuk serat sintetis (sekitar 60 persen), dalam pertekstilan PET biasa disebut dengan polyester (bahan dasar botol kemasan 30 persen). Botol Jenis PET/PETE ini direkomendasikan “hanya untuk sekali pakai”.
Alasannya, bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker.

Kedua, HDPE atau High Density Polyethylene. Umumnya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 2 di tengahnya, serta tulisan HDPE (high density polyethylene) di bawah segitiga.
HDPE biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat, dan lain-lain. HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya.
HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Sama seperti PET, HDPE juga direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian, karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu.

Ketiga, V atau Polyvinyl Chloride. Tertera logo daur ulang (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 di tengahnya, serta tulisan V yang berarti PVC (polyvinyl chloride), yaitu jenis plastik yang paling sulit didaur ulang. Plastik itu bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap) dan botol-botol.
PVC mengandung DEHA yang dapat bereaksi dengan makanan yang dikemas dengan plastik berbahan PVC, saat bersentuhan langsung dengan makanan tersebut. Karena DEHA bisa lumer pada suhu 150 derajat celsius.
Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan.
Sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan lain yang tidak mengandung bahan pelembut seperti plastik yang terbuat dari polietilena, seperti daun pisang yang lebih alami.

Keempat, LDPE atau Low Density Polyethylene. Tertera logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya, serta tulisan LDPE, yaitu plastik tipe cokelat (thermoplastic/ dibuat dari minyak bumi. Biasanya LDPE dipergunakan untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek.
Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah kuat, agak tembus cahaya, fleksibel dan permukaan agak berlemak. Pada suhu di bawah 60 derajat celsius sangat resisten terhadap senyawa kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, akan tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen.
Plastik ini dapat didaur ulang, baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat, dan memiliki resistensi yang baik terhadap reaksi kimia.
Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.

Kelima, PP atau Polypropylene. Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik, terutama untuk produk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi.
Karakteristik berupa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap.
Carilah dengan kode angka 5, bila membeli barang berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman.

Keenam, PS atau Polystyrene. Tertera logo daur ulang dengan angka 6 di tengahnya, serta tulisan PS. Polystyrene ditemukan pada tahun 1839 oleh Eduard Simon, seorang apoteker dari Jerman secara tidak sengaja. PS biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain.
Bahan tersebut harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, pertumbuhan dan sistem syaraf. Bahan itu juga sulit didaur ulang. Jika harus didaur ulang, PS memerlukan proses yang sangat panjang dan lama.
PS dapat dikenali dengan kode angka 6, namun bila tidak tertera kode angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga.

Ketujuh, OTHER. Tertera logo daur ulang dengan angka 7 di tengahnya, serta tulisan OTHER yang merupakan gabungan dari SAN (styrene acrylonitrile) , ABS (acrylonitrile butadiene styrene) dan PC (polycarbonate, Nylon).
OTHER dapat ditemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga, komputer, alat-alat elektronik, dan plastik kemasan.
PC dapat ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak balita, botol minum polikarbonat, dan kaleng kemasan makanan dan minuman, termasuk kaleng susu formula. PC dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon, kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah fungsi imunitas.

Dianjurkan untuk tidak dipergunakan untuk tempat makanan ataupun minuman karena Bisphenol-A dapat berpindah ke dalam minuman atau makanan jika suhunya dinaikkan karena pemanasan.
Ironisnya botol susu sangat mungkin mengalami proses pemanasan, entah itu untuk tujuan sterilisasi dengan cara merebus, dipanaskan dengan microwave, atau dituangi air mendidih atau air panas.
SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan.
Biasanya SAN terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kopi, dan sikat gigi, sedangkan ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa. SAN dan ABS merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan.
Melihat bahayanya yang terkandung dalam plastik, sudah saatnya kita harus bertindak bijak dalam penggunaan plastik, khususnya plastik dengan kode 1, 3, 6, dan 7 (khususnya polycarbonate) . Karena seluruhnya memiliki bahan bahaya secara kimiawi.
Namun, hal itu tidak berarti bahwa plastik dengan kode yang lain secara utuh aman, hanya perlu dipelajari lebih jauh lagi. Maka, jika kita harus menggunakan plastik, akan lebih aman bila menggunakan plastik dengan kode 2, 4, 5, dan 7 (kecuali polycarbonate) , bila memungkinkan.
Bila tidak ada kode plastik pada kemasan tersebut, atau bila tipe plastik tidak jelas (misalnya pada kode 7, di mana tidak selamanya berupa polycarbonate) , cara terbaik yang paling aman adalah menghubungi produsennya dan menanyakan mereka tentang tipe plastik yang digunakan untuk membuat produk tersebut.
Cegah penggunaan botol susu bayi dan cangkir bayi (dengan lubang penghisapnya) berbahan polycarbonate. Cobalah pilih dan gunakan botol susu bayi berbahan kaca, polyethylene, atau polypropylene.
Gunakanlah cangkir bayi berbahan stainless steel, polypropylene, atau polyethylene. Untuk dot, gunakanlah yang berbahan silikon, karena tidak akan mengeluarkan zat karsinogenik sebagaimana pada dot berbahan lateks.
Jika penggunaan plastik berbahan polycarbonate tidak dapat dicegah, janganlah menyimpan air minum ataupun makanan dalam keadaan panas.
Hindari penggunaan botol plastik untuk menyimpan air minum. Jika penggunaan botol plastik berbahan PET (kode 1) dan HDPE (kode 2), tidak dapat dicegah, gunakanlah hanya sekali pakai dan segera dihabiskan karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu. Bahan alternatif yang dapat digunakan adalah botol stainless steel atau kaca.
Cegahlah memanaskan makanan yang dikemas dalam plastik, khususnya pada microwave oven, yang dapat mengakibatkan zat kimia yang terdapat pada plastik terlepas dan bereaksi dengan makanan lebih cepat. Hal itu dapat terjadi bila kemasan plastik digunakan untuk mengemas makanan berminyak atau berlemak.
Bungkuslah terlebih dahulu makanan dengan daun pisang atau kertas sebelum dibungkus dengan plastik pembungkus, ketika makanan akan dipanaskan di microwave oven.
Cobalah untuk menggunakan kemasan berbahan kain untuk membawa sayuran, makanan, ataupun belanjaan dan gunakanlah kemasan berbahan stainless steel atau kaca untuk menyimpan makanan atau minuman.
Cegah penggunaan piring dan alat makan plastik untuk masakan. Gunakanlah alat makan dari bahan stainless steel, kaca, keramik, dan kayu.

Monday, August 11, 2008

Jadilah gelas kosong

Jadilah gelas kosong, itulah pesan seorang eks sales manager nasional berbagai perusahaan top di Indonesia dengan salah satu reputasinya sebagai "Top 5 besar branding se-Asia-Pasific" .

Sore itu, kami bertiga tidak akan pernah melupakan pelajaran berharga dari beliau, sebuah training aplikatif pertanyaan kami kepada beliau tentang rahasia kesuksesannya.

Cukup lama beliau berpikir hingga mengatakan "Coba Anda keluar (turun ke bawah) dan lihat ada apa di depan kantor saya". Pertanyaan ini di ulang hingga beberapa kali, dan baru saya sadar kalau ini bukan pertanyaan retorika (pertanyaan yg tidak butuh jawaban).

"Maaf, ini perintah atau pertanyaan retorika Pak ?', tanya saya memastikan.

Beliau menjawab, "Saya tidak sedang berbicara dengan OB (Office Boy), tapi dengan orang di level structural seperti anda. Kalau pertanyaan saya jelas “Do atau kerjakan” kalau masih belum jelas saya akan ulangi lagi. Bos-bos Pertamina saja saya minta begitu langsung jalan.

”Jelas Pak”, sahut saya (sambil menjelaskan kalau tadi saya hanya membayangkan ketika turun ke bawah dan melihat situasi di luar).

Saya lantas beranjak pergi keluar sambil bertanya-tanya maksud pertanyaan dan perintah tadi. Tanpa saya sadari 2 orang rekan dalam satu ruangan juga diminta melakukan hal yang sama (seorang di antaranya calon staf struktural di kantor itu).

Setelah melihat-lihat situasi diluar, kami kembali ke ruangan dan masing-masing diminta menjawab pertanyaan tadi. Dari penjelasan kami bertiga, beliau terlihat tidak antusias dan meminta salah seorang OB untuk melakukan hal yang sama sebagai jawaban pembanding.

Jawaban dari OB “Di depan kantor Bapak ada 4 sepeda motor, pot bunga, toko kue, dlsb …”. Takjub, jawaban sederhana ini yang dibenarkan oleh beliau.

Lantas kami bertiga ditanya lagi, jawaban mana yang benar ?

Kami bertiga mengakui jawaban sederhana dari OB ini yang benar dan jawaban kami bertiga tidak tepat sasaran (kami menjawab salah satunya banyak orang diluar melakukan aktivitas dengan fokus, baik tukang parkir, sopir, orang yang sedang telp, dlsb yang intinya njlimet).

Moral cerita :

1. Dengar dan jalankan perintah (bukan dengar dan persepsikan sendiri perintah).

Ini agar tidak terjadi miskonsep antara Blue Print perusahaan dengan implementasi dilapangan karena masing-masing orang sudah mempersepsikan berbeda-beda.

2. Jangan Sombong.

Menjalankan perintah sederhana yang terkesan aneh dari orang lain akan muncul rasa berontak antara patuh pada perintah atau gengsi menjalankan perintah. Ditambah banyak pasang mata melihat aksi kami seperti tidak lazim dilakukan.

Kami bertiga sadar sudah terjebak dengan perintah sederhana namun kami tangkap dengan sangat rumit. Mungkin saja kami “sudah merasa berisi” sehingga banyak pemikiran/ide, inisiatif, konsep, dan teori yang sudah mencemari pikiran sehingga tak lagi bersih seperti awal. Seorang anak kecil yang ditanya cita-citanya dengan cepat akan menjawab “ingin jadi Polisi, Dokter, atau Presiden” tapi giliran kita ditanya cita-cita tak jarang kita masih berpikir panjang. Hal itu karena anak kecil ibarat gelas yang masih kosong. Rahasia kesuksesan yang beliau pegang kalau kita bisa jadi gelas kosong yang selalu siap untuk diisi. Bandingkan dengan gelas yang selalu berisi penuh, kalau dituang air maka akan tumpah. Sama dengan pikiran kita, kalau merasa sudah berisi, pendapat, saran, gagasan dan nasehat

yang baik pun akan mental karena sudah merasa berisi. Disaat masih berupaya untuk interospeksi diri dari kesombongan, kami sudah diperintah lagi melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya.

“Coba kalian keluar lagi (turun ke bawah) dan lihat lagi ada apa di depan kantor saya ?".

Apa yang ada dipikiran kita kalau diperintah sama dengan jawaban yang sudah sangat jelas ?

Mungkin saja bathin ini akan berontak (dengan bertanya atau meminta penjelasan), tapi bisa saja itulah bentuk kesombongan berupa benih-benih halus yang hampir tidak kita sadari. Kami bertiga lantas beranjak keluar kantor lagi, mengamati obyek-obyek di depan

kantor lagi, di saat banyak pasang mata mengamati kami. Iyaa, benar …. mungkin kata yang tepat untuk kami saat itu terlihat “GILA”, tapi tak apalah karena kami sedang belajar mengikis habis kesombongan. Dengan berbagai gaya dan bahasa tubuh seakan-akan tidak sedang terjadi apa-apa, kami kembali ke lantai atas dan bertemu lagi dengan beliau.

“Sekarang, apa yang kalian lihat ?”, Tanya beliau.

Sambil menunggu giliran menjawab, saya sempat berpikir teka-teki apa lagi nih ? …

N’tar dikasih jawaban betul ternyata salah, mau dikasih jawaban salah ? masa’ iya sih kasih jawabanya salah ?!!.

Akhirnya satu persatu kami menjawab, ada yang melengkapi jawaban OB, ada yang mengurangi jawaban namun melengkapi disisi yang lain dan jawaban lainnya yang intinya dari ketiga orang tidak ada jawaban yang sama persis. Beliau pun tersenyum ….. itulah fakta, Anda dikasih pertanyaan yang sudah jelas dengan jawaban yang juga sudah jelas, jawaban yang Anda berikan masih saja berbeda-beda. Kalian 3 orang yang berbeda, dan tidak mungkin sama.

Moral cerita :

3. Hargai Perbedaan.

Setiap manusia dilahirkan berbeda-beda bahkan untuk perintah dan jawaban yang sudah jelas pun kami bertiga tidak memberikan jawaban yang sama persis. Ituah pentingnya memahami perbedaan, terutama bagi person yang diberi amanah untuk memimpin suatu kelompok baik dalam organisasi kecil maupun besar. Tidak ada kata-kata lagi yang bisa kami ucapkan saat itu kecuali pernyataan setuju.

4. Bisa Memberi dan Mau Menerima.

Dengan perbedaan kita dituntut untuk saling bisa mengisi baik ide/gagasan, pendapat maupun kritikan. Karena tidak ada manusia yang sempurna. Point ini menjadi salah satu dari kesuksesan beliau. Sejenak suasana larut dalam keheningan, tiba-tiba beliau bertanya lagi. “Apakah anda tadi melihat Antenna CB, Antenna Parabola dan Pesawat Terbang ?”.

Hmm, …. dalam benak kami bertiga mungkin serentak menjawab, aneh-aneh saja pertanyaannya ? .. hiks. Namun jawaban kami variatif, a.l. ada yang menjawab “saya mungkin bisa melihat antenna CB atau Parabola tapi tidak mungkin melihat pesawat terbang (jfi : di kota kecil tempat kami hanya ada 1 penerbangan ke Jakarta, itu pun hanya dipagi hari dan hampir tidak pernah terlihat Pesawat Terbang melintas). Jawaban yang lain, kami tidak melihat antenna CB atau Parabola tapi melihat gambar Pesawat Terbang di salah satu kios penjualan tiket pesawat …. hiikkss ... “Coba, kalian jalan ke ujung dan lihat dari jendela keluar, apakah ada yang saya sebutkan tadi ?”, seru beliau.

Kami bertiga lagi-lagi harus ber-olahraga ringan (lari-lari kecil) untuk mematuhi perintah beliau. Tiga pasang mata melihat ke arah luar jendela dan “surprise” !!

Dari lantai 2 terlihat jelas sebuah antenna parabola dan antenna CB. Dan, kedua antenna ini sama sekali tidak akan terlihat dari lantai 1 karena posisinya terhalangi dan berada di atap gedung. Dalam hati kami malu, tapi mengakui kalau pernyataan kami tentang antenna telah salah. Namun, bagaimana dengan pesawatnya yah ?

Sejenak kami sempat berdiskusi dan akhirnya sepakat tidak melihat adanya pesawat terbang, Memang seperti sebuah teka-teki, tapi apa kami harus menjawab hal yang tidak kami ketahui ? Ngga’ men ?!! …. Apapun harus dihadapi dengan gentle ….

Akhirnya kami kembali lagi ke ruangan beliau. Masing-masing dari kami pun ditanya lagi satu per-satu. Semua sepakat melihat antenna, namun tidak melihat pesawat terbang. Beliau meneruskan bertanya dan menjawab sendiri pertanyaannya.

“Coba Anda naik ke atap kantor ini dan lihat ke arah barat. Anda akan melihat sebuah Pesawat Terbang di ujung jalan”.

Kami sadar yang dimaksud ternyata sebuah “monumen Pesawat Terbang” yang berada sekitar 1 km dari tempat kami berada. Sebuah pesawat tempur yang menurut prediksi hasil lucutan tentara Jepang kala di masa penjajahan. Kami terdiam seribu bahasa, menyadari kebodohan kami bertiga yang selama ini telah dibutakan oleh banyak hal. Mungkin saja, secara teoritis kami mengetahui banyak hal sisi manajemen atau manajerial tapi belum sampai pada taraf memahami betul dalam aplikasi nyata.

Moral cerita :

5. Be Positif.

Setiap orang dianugerahi kemampuan untuk memandang, namun kemampuan cara memandang setiap orang bisa berbeda-beda. Ada orang yang bisa memandang lebih jauh dan luas, namun ada juga yang hanya bisa memandang jarak dekat. Dari contoh kisah di atas, kita bisa membuat komparasi sebagai berikut :Kami bertiga tidak mampu melihat antenna CB dan antenna parabola dari lantai 1, namun beliau sudah mengetahui terlebih dulu bahwa perangkat-perangkat tersebut akan terlihat dari lantai 2. Kami bertiga tidak mampu melihat Pesawat Terbang dari lantai 2, namun beliau pun sudah mengetahuinya terlebih dulu dengan melihatnya dari atap gedung kantornya.

Artinya bahwa seorang yang mempunyai kelebihan dalam cara memandang di antara orang-orang dalam satu kelompoknya akan diangkat menjadi pemimpin karena tentu memiliki kemampuan lebih dibanding yang lain. Seorang pemimpin diibaratkan sedang naik tower, maka akan terlihat benda A, B, C mungkin hingga … Z yang jaraknya hingga jauh dibandingkan dengan staf lain yang rutinitasnya berada di lantai 1. Mungkin di depan kantornya hanya akan terlihat sepeda motor, mobil, pot bunga, customer atau calon customer, dan lainnya, namun tidak bisa melihat detail hingga …. Z.

Untuk itu, kepada pimpinan kita di lingkungan manapun hindari prasangka buruk karena perintah atau himbauannya, arahan atau nasihatnya, koreksi atau bimbingannya sudah melalui tahapan proses. Kita tidak pernah menduga kalau akan ada “Pesawat Terbang lain” di kantor kita …

So …. Be Positif ke pimpinan kita.

6. Selalu Belajar dan Upgrade Knowledge.

Ketika Anda di beri amanah untuk memimpin sebuah organisasi baik skala makro maupun mikro, hal yang perlu ditekankan adalah selalu belajar dan senantiasa mengupgrade ilmu. Cerita komparasi diatas sudah cukup jelas, bahwa seorang pemimpin dituntut memiliki pandangan dan pengetahuan lebih jauh dan luas. Seorang pimpinan tidak akan pernah tahu kalau akan ada pesawat terbang lain jika tidak ada upaya untuk selalu belajar dan mengupgrade ilmu.

7. Lihat dengan Detail dan Teliti.

Di sesi “Dengar dan jalankan perintah” kami tergelitik untuk menanyakan hal yang satu ini. “Apakah kita harus menjadi staf seperti robot yang hanya mendengar dan menjalankan perintah tanpa ide dan kreativitas apapun ?”. Beliau menjawab, Tidak.

Justru harus menjalankan perintah dengan detail dan teliti. Contoh jawaban yang detail untuk perintah "Coba' Anda keluar (turun ke bawah) dan lihat ada apa di depan kantor saya ?”.

Di depan kantor Bapak ada :

- Dua buah pot bunga warna …. dan …. Masing-masing ditanami bunga …. dan …..

- Empat buah sepeda motor berbagai merk a.l. ……… diparkir berjajar.

- Satu buah Mobil merk …… warna …… diparkir di sebelah ruko.

- Sebuah toko yang menjual aneka roti dengan brand …. bercorak warna …. Khas menyambut acara bulan Pebruari, dan sebagainya. Bandingkan dengan jawaban sebelumnya Dua pot bunga, 4 Sepeda Motor, Toko kue, seperti uraian di atas.

Ungkapan Martin Luther King “Jika seorang terpanggil menjadi tukang sapu jalan, hendaklah ia menyapu jalan sebagaimana Michael Angelo melukis, atau Beethoven menciptakan musik, atau Shakespeare menulis puisi. Hendaknya ia menyapu jalan dengan sangat baik sehingga segenap isi surga dan bumi serentak menghentikan kegiatan mereka dan berkata, disini tinggal seorang penyapu jalan yang agung yang menjalankan tuasnya dengan sangat baik”.

Sore itu, kami telah banyak belajar dari seorang konsultan bertarif Rp. 2,5 juta per satu sesi (selama 3 jam) atau Rp. 6 juta plus workshop, namun kami mendapatkannya dengan gratis. Beliau telah melejit dan sukses, mengelola uang trilyunan di Perusahaan, mengubah taraf hidup karyawan di Perusahaan tempat beliau berkerja, membuat bos-bos senang dan karyawan pun riang, namun tetap rendah hati. Bagi kita yang pernah membaca atau mempelajari rumus sukses jangka panjang versi KUBIK Leadership, beliau seorang yang memiliki “Tobe” dan “Valensi” tinggi serta “To Have” yang rendah sebagaimana cerita sukses bos-bos Jepang. Hanya sepeda motor yang selalu mengantar setiap aktivitasnya, hanya rumah paling sederhana di komplek yang dia tinggali saat ini, namun beliau memiliki 30 anak asuh yang selalu menerima uluran tangannya.

Sepuluh kiat sukses menurut pakar Branding dan Konsultan Manajemen ini akan lebih mudah ditemukan 3 kekurangan lainnya manakala kita telah menjadi seorang yang “rendah hati”.

Januari 2007

dikisahkan oleh: Anang Tripambudi